Embun - untaian kritikan sosial

EMBUN 




selamanya pagi akan terbangun, 
oleh mimpi yang sama,
seperti saat kehadiran bayi matahari meluncur girang
di sela-sela liang angin menangkap remah-remah jejak kaki bekas 
tadi malam: seorang pelacur dalam perjalanan pulang 
menuju rumah yang tak pernah menunggunya. 
meluncur ia meluncur terbang ia terbang 
bayi matahari bergumam kenapa ia lahir hanya ketika pagi 
dan jatuh pula ia di berbagai tempat: 
kolong jambatan, kaki lima kedai, timbunan sampah, pinggir jalan, gubuk lapuk 
oh, terlalu lapuk untuk tempat ia mendarat.

selamanya pagi akan menyimpan gelak tawa bayi matahari menyimpannya saja 
tak ia keluarkan 
sebab sudah terlalu banyak suara ketawa ia dengar 
di bermacam tempat: 
gedung mahkamah, 
kantong celana dan kantong dompet wakil rakyat, 
rekah luka di dada pedagang kakilima, 
tangan-tangan pemuda pemasang tiang bendera partai, 
calon-calon pemimpin yang saling membantai, 
banjir lumpur ah banjir ah lumpur 
siapa yang mendengkur masihkah mendengkur.......

maka selamanya pagi akan tetap menyimpan gelak tawa bayi matahari 
bersama mimpi yang sama yang selalu membangunkannya tentang seorang pelacur 
dalam perjalanan pergi menuju rumah yang tak pernah menyambutnya 
kemudian pagi menitipkan saja ke mata sehelai daun 
biar ia bilang biar seluruh semesta menyaksikan saja daun itu menangis

menyaksikan saja
daun itu
menangis



12.27 pagi
24 November 09