Embun - untaian kritikan sosial

EMBUN 




selamanya pagi akan terbangun, 
oleh mimpi yang sama,
seperti saat kehadiran bayi matahari meluncur girang
di sela-sela liang angin menangkap remah-remah jejak kaki bekas 
tadi malam: seorang pelacur dalam perjalanan pulang 
menuju rumah yang tak pernah menunggunya. 
meluncur ia meluncur terbang ia terbang 
bayi matahari bergumam kenapa ia lahir hanya ketika pagi 
dan jatuh pula ia di berbagai tempat: 
kolong jambatan, kaki lima kedai, timbunan sampah, pinggir jalan, gubuk lapuk 
oh, terlalu lapuk untuk tempat ia mendarat.

selamanya pagi akan menyimpan gelak tawa bayi matahari menyimpannya saja 
tak ia keluarkan 
sebab sudah terlalu banyak suara ketawa ia dengar 
di bermacam tempat: 
gedung mahkamah, 
kantong celana dan kantong dompet wakil rakyat, 
rekah luka di dada pedagang kakilima, 
tangan-tangan pemuda pemasang tiang bendera partai, 
calon-calon pemimpin yang saling membantai, 
banjir lumpur ah banjir ah lumpur 
siapa yang mendengkur masihkah mendengkur.......

maka selamanya pagi akan tetap menyimpan gelak tawa bayi matahari 
bersama mimpi yang sama yang selalu membangunkannya tentang seorang pelacur 
dalam perjalanan pergi menuju rumah yang tak pernah menyambutnya 
kemudian pagi menitipkan saja ke mata sehelai daun 
biar ia bilang biar seluruh semesta menyaksikan saja daun itu menangis

menyaksikan saja
daun itu
menangis



12.27 pagi
24 November 09

Atas nama mahasiswa


Mahasiswa berjiwa besar itu berfikir

Berbicara dengan hati nurani

Menilai diri untuk meperbaiki kelemahan

Membina kekuatan untuk menerajui perubahan


Atas nama mahasiswa

Suara hatinya berbicara

aku mahasiswa

bukan budak hingusan

Aku mahasiswa

tidak rela menjadi kuda tunggangan

Aku mahasiswa

bukan boneka mainan

Perjuanganku hanyalah kepada kebenaran dan keadilan

Budaya ilmu menjadi pegangan

Tidak ku gadai prinsip perjuangan

Tidak kugentar sebarang ugutan

Setia menyeru Kebaikan

Berani menentang kemungkaran

Berpijak di bumi nyata

Mengambil iktibar sejarah silam

Berpandangan jauh penuh wawasan

Mengorak langkah gagah mara ke hadapan

Akan ku gegarkan dunia dengan suaraku

suara keramat

Suara anak muda

Suara mahasiswa

Pengugat kezaliman


Mahasiswa berjiwa besar itu kian insaf

Tanggungjawab hamba

amanah tuhan

Semakin yakin dengan kebenaran

Semakin sedar untuk berjuang

Atas nama mahasiswa



ilmuwan-w.blogspot.com

Gelanggang Pemuda - sudah Tiba ketikanya Anak Muda Berpencak





Prolegomena

Alangkah bahagianya dapat hidup di mayapada ini. Menikmati keindahan, melihat dan mendengar, mencintai dan dicintai, untuk sekadar dapat bernafas semata-mata, menjadi sebahagian daripada kehidupan adalah berbaloi dengan setiap pengorbanan yang terpaksa dicurahkan.

Dunia yang aman, sentosa -  dengan curahan kasih sayang, sentuhan keadilan, kebebasan dengan pegangan dan prinsip moral -  hak setiap yang bernyawa terpelihara, inilah impian setiap dari kita yang bergelar manusia dan punya nilai yang namanya “kemanusiaan”.
Apakah semua ini kita rasai dalam dunia ini khususnya dalam bumi yang bernama Malaysia?

Berapa ramai yang masih derita kemiskinan? Berapa ramaikah masih merintih kepayahan? Berapa ramai kanak-kanak yang dinafikan hak untuk mendapat pelajaran?  - penderitaan akibat dinafikan hak mereka oleh para Bourgeois keparat yang memenuhkan perut mereka dengan duit haram yang mereka rampas daripada si penderita itu.

Berapa ramai pula yang ditangkap, disumbat dalam sel dan lokap, dilayan umpama “tikus mondok yang mencuri makanan”? sedang ada dalam kalangan mereka bersuara membela yang teraniaya, atas nama keadilan dan kebenaran.

Permainan kotor politik para pemegang ‘kepala duit’ ; sanggup berbuat apa sahaja dengan kuasa wang untuk berkuasa dan membolot lebih banyak wang. Mereka cantas yang selain mereka.

Mungkin ada yang berbangga dengan pencapaian ekonomi negara yang membangun, lalu bertanya kepada kita, “apa lagi yang tak kena?” Inilah peranan kita bagi menyembuhkan “mata-mata” mereka yang sudah dibutakan. Pemerasan oleh “Orang Besar” terhadap “orang kecil” tidak boleh didiamkan.

Situasi semasa menuntut kesungguhan dan kesanggupan, idea dan buah fikiran, tenaga dan kudrat, cinta dan kasih sayang, dan juga segala macam instrumen yang mampu memacu perjuangan menuju “kebahagian”. Pastinya hidup itu untuk berjuang kerana perjuanganlah yang merencahkan kehidupan, dan kemanisan menempuh kendala itu sesuatu yang tak mampu dilakar dengan bahasa lisan.

Justeru, menginsafi situasi tersebut, perlu ada kelompok yang serius mengembleng segala upaya, memacu perjuangan suci ke arah keadilan dan kebenaran. Kita menyeru kelompok yang punya kekuatan idealisme, aktivisme, spiritualisme dan intelektualisme dansudah tiba ketikanya, anak muda berpencak! 




peminggirkota.blogspot.com
Kampung Pinang
19 November 09
12.15 mlm